Judul : Still Alice
Genre : Novel (terjemahan)
Penulis : Lisa Genova
Penerbit : Gallery Books, 2007, 2009
Penerjemah : Anindita Prabaningrum
Editor : Yuki Anggia Putri
Penerbit edisi Indonesia : Esensi, Jakarta, 2015
Tebal : 312 halaman
Sangat jarang novel membahas penyakit yang satu ini, Alzheimer. Mungkin karena agak sulit mencari literature? Sepertinya sih bukan ya. Tapi memang karena belum banyak juga orang yang mengetahui lebih jelas tentang penyakit Alzheimer ini. Lisa Genova mencoba menceritakan kepada pembacanya tentang detil dari penyakit yang sering disalahpahami orang sebagai gejala menuju usia lansia.
Ternyata Lisa berhasil membawa kita pada alur dramatis yang tidak seperti novel lain yang seringkali karena ‘kebanyakan info yang ingin disampaikan’ jadi terasa berat dan membacanya seperti sedang membaca memoir. Lisa dengan apik berhasil mengisahkan perjalana hidup Alice, seorang psikolog kognitif sekaligus ahli linguistic, yang masih berada dalam puncak karier di usia 50 tahun yang terkena Alzheimer. Bagaimana ketabahan dan jatuh bangun Alice tergambar dengan apik dalam novel ini, bagaimana ia menghadapi dan berusaha berdamai dengan perubahan yang terjadi di dalam dirinya, dan hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya termasuk dengan keluarganya. Alice harus berjuang keras menghadapi penyakit yang menyebabkan gangguan memori dan defisiensi fungsi otak ini.
Novel ini juga sudah difilmkan dengan judul yang sama pada tahun lalu dengan bintang utama Julianne Moore yang berhasil meraih Oscar untuk kategori peran utama terbaik. Jadi jika filmnya saja sudah sebagus itu, kualitas novelnya mestinya paling tidak, setaraf. Dan memang begitulah adanya. Sepanjang membaca novel ini, selalu ada saja ilmu dan wawasan baru tentang Alzheimer yang dibungkus manis dalam drama semi romantis.
Menariknya lagi, dalam edisi Indonesia, ada berbagai informasi menarik tentang Alzheimer, yaitu tentang cara mencegahnya, gejala-gejalanya penyakit Alzheimer ini. Juga ada alamat serta aktivitas komunitas Alzheimer Indonesia (ALZI). Semua ini disajikan secara menarik dan informative.
Menurut saya sih, buku ini wajib dibaca bukan hanya oleh bapak dan ibu kita yang sudah beranjak menua, tapi juga oleh kita yang masih berada di usia produktif ini. Jangan salah lho, Alzheimer tidak hanya menyerang lansia tapi juga bisa terjadi pada kaum usia produktif seperti kita.
Oh ya, terjemahannya juga menarik, cukup mengalir dan tidak kaku. Tidak seperti banyak buku terjemahan lain yang agak membosankan, novel terjemahan ini asyik dilalap sampai habis sambil minum teh di sore hari kok.
Genre : Novel (terjemahan)
Penulis : Lisa Genova
Penerbit : Gallery Books, 2007, 2009
Penerjemah : Anindita Prabaningrum
Editor : Yuki Anggia Putri
Penerbit edisi Indonesia : Esensi, Jakarta, 2015
Tebal : 312 halaman
Sangat jarang novel membahas penyakit yang satu ini, Alzheimer. Mungkin karena agak sulit mencari literature? Sepertinya sih bukan ya. Tapi memang karena belum banyak juga orang yang mengetahui lebih jelas tentang penyakit Alzheimer ini. Lisa Genova mencoba menceritakan kepada pembacanya tentang detil dari penyakit yang sering disalahpahami orang sebagai gejala menuju usia lansia.
Ternyata Lisa berhasil membawa kita pada alur dramatis yang tidak seperti novel lain yang seringkali karena ‘kebanyakan info yang ingin disampaikan’ jadi terasa berat dan membacanya seperti sedang membaca memoir. Lisa dengan apik berhasil mengisahkan perjalana hidup Alice, seorang psikolog kognitif sekaligus ahli linguistic, yang masih berada dalam puncak karier di usia 50 tahun yang terkena Alzheimer. Bagaimana ketabahan dan jatuh bangun Alice tergambar dengan apik dalam novel ini, bagaimana ia menghadapi dan berusaha berdamai dengan perubahan yang terjadi di dalam dirinya, dan hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya termasuk dengan keluarganya. Alice harus berjuang keras menghadapi penyakit yang menyebabkan gangguan memori dan defisiensi fungsi otak ini.
Novel ini juga sudah difilmkan dengan judul yang sama pada tahun lalu dengan bintang utama Julianne Moore yang berhasil meraih Oscar untuk kategori peran utama terbaik. Jadi jika filmnya saja sudah sebagus itu, kualitas novelnya mestinya paling tidak, setaraf. Dan memang begitulah adanya. Sepanjang membaca novel ini, selalu ada saja ilmu dan wawasan baru tentang Alzheimer yang dibungkus manis dalam drama semi romantis.
Menariknya lagi, dalam edisi Indonesia, ada berbagai informasi menarik tentang Alzheimer, yaitu tentang cara mencegahnya, gejala-gejalanya penyakit Alzheimer ini. Juga ada alamat serta aktivitas komunitas Alzheimer Indonesia (ALZI). Semua ini disajikan secara menarik dan informative.
Menurut saya sih, buku ini wajib dibaca bukan hanya oleh bapak dan ibu kita yang sudah beranjak menua, tapi juga oleh kita yang masih berada di usia produktif ini. Jangan salah lho, Alzheimer tidak hanya menyerang lansia tapi juga bisa terjadi pada kaum usia produktif seperti kita.
Oh ya, terjemahannya juga menarik, cukup mengalir dan tidak kaku. Tidak seperti banyak buku terjemahan lain yang agak membosankan, novel terjemahan ini asyik dilalap sampai habis sambil minum teh di sore hari kok.