Data Buku
Judul : Move On
Penulis : Elita Duatnofa dan Ita D Azly
Editor : Tree
Penerbit : QultumMedia, Jakarta
Tahun terbit : Oktober 2013
Halaman : viii + 128 halaman
Genre : nonfiksi, motivasi
Sepintas melihat buku ini di toko buku, saya sempat tidak terlalu tertarik. Pemilihan warna kaver buku yang tidak cerah serta desainnya yang 'sepi' membuatnya tidak terlihat seperti buku baru. Jadi ya lewat-lewat saja. Sampai kemudian buku ini termasuk yang cukup ramai dibicarakan di media sosial, yaitu di FB dan twitter. Saya jadi tertarik dan balik memburunya, sampai membuat mbak-mbak Gramed heboh membantu saya. Syukurlah, ketemu.
Dan.... saya tidak kecewa. Buku ini selesai saya lahap dalam sehari saja. Kedua penulisnya yang saya kenal cukup baik, berhasil saling 'blend-in' dengan baik. Elita yang gaya penulisannya populer serta lincah mengalir rupanya cocok duet dengan mbak Ita, sang psikolog kondang, yang cara penyampaiannya selalu rapi berurutan serta analitis. Hasilnya, buku tipis ini jadi sajian yang padat gizi.
Kalau teman-teman berharap buku ini fokus pada masalah patah hati semata, ternyata enggak begitu lho. Buku ini bicara tentang patah hati dalam skup yang lebih luas. Tepatnya tentang cinta yang mengecewakan. Tidak hanya sampai di situ, kedua penulis juga berbagi tentang bagaimana menata hati dan perasaan setelah kehilangan. Bagaimana memenej perasaan marah dan kecewa yang menyesakkan dada, dan berdamai dengan diri kita sendiri.
Memotivasi diri sendiri untuk justru menjadi lebih baik setelah badai berlalu adalah inti dari buku ini. Ada sub bab-nya yang benar-benar mengajak kita bijak pada diri sendiri dalam menghadapi ujian, yaitu di bab Marah. Nih; Ruginya Marah Negatif, Untungnya Marah Positif, Mengapa Cinta Membuatmu Marah?, dan Kecewa adalah Bagian dari Proses Mencintai. Tuh, 'bunyi' banget kan?
Setelah itu kita akan dibawa merenung, takjub, dan bersyukur membaca beberapa kisah sejati tentang move on ini. Belajar banyak sekali di sini. Buku ini ditutup dengan sebuah bab dengan judul cantik, "Mari Nyalakan Kembang Api". Analoginya, marah dan kecewa itu kan ibarat api. Sekarang bagaimana merubah api itu menjadi kembang api yang memberi perasaan hangat dan bahagia? Dari hal yang negatif menjadi positif.
Intinya, saya sukaaa sekali dengan buku ini. Mencerahkan tanpa menggurui. Selipan teori dan kutipan dari para ahli, dalil Quran dan hadits, serta kisah para Nabi dan kisah Aisyah ditata dengan manis sehingga tidak terkesan menggurui. Sungguh enak dan perlu dibaca. Bagaimana jika saya kasih bintang 4 untuk buku ini? Very recommended, tidak hanya untuk yang sedang galau, tapi juga untuk yang ingin memperbaiki love and anger management-nya, kayak saya :D.