Judul buku : Cinta Dalam Semangkuk Sop Kaki Kambing
Penulis : Ifa Avianty
Penerbit : Indiva, Oktober 2016
Genre : Fiksi, Novel, Komedi Romantis
Jumlah Halaman : 176 halaman
Sebelumnya, saya harus salim satu-satu sama pembaca blog ini, sebab kali ini saya mau meresensi buku saya sendiri. Mari timpuk saya dengan netbook yang masih anyar jika anda tidak suka. Hehehe….
By the way, seperti novel-novel saya sebelumnya yang selaluuu saja mengupas tentang Girl Power, Female Power atau apapun namanya, novel inipun bercerita tentang dua sosok perempuan tangguh : Stephanie dan Grace. Ada hubungan apakah keduanya? Mari baca synopsis singkat ini.
Ini kisah tiga orang manusia. Awy ingin menjodohkan kedua sahabatnya yang belum saling kenal, Gandhi dan Steph. Apa daya, ia malah jatuh hati pada Steph. Steph sendiri belum ingin menikah. Tetapi ibunya yang sedang sakit ingin segera melihatnya menikah. Dalam keadaan itu secara impulsive ia menerima pernyataan cinta Awy, yang belakangan disesalinya.
Gandhi sendiri terlanjur tertarik pada Steph merasa sangat kecewa karena Awy justru akan menikahi Steph. Sementara itu keluarga Awy menentang rencana pernikahan Awy. Ternyata ada sebuah misteri sejarah lama yang belum Awy ketahui yang menjadi alasan keluarganya menentang rencananya tersebut. Dalam waktu yang bersamaan Steph menerima sebuah kesempatan meningkatkan karirnya.
Situasi yang silang sengkarut ini ternyata mendatangkan hikmah bagi ketiganya. Hikmah untuk pulang pada kesejatiannya masing-masing, dalam upaya mencari kebahagiaan.
Sedikit saya perkenalkan. Steph adalah perempuan masa kini yang sempat galau dalam memilih, apakah dia akan menikah hanya untuk membahagiakan orang tuanya atau akan terus keukeuh dengan pendiriannya untuk hanya menikah dengan orang yang dia cintai. Sayangnya, orang yang dia cintai tidak memilihnya. Sebagai manusia biasa, Steph patah hati dong. Tapi ketika ibunya menginginkannya segera menikah, haruskah dia mengorbankan kebahagiaannya dengan menikahi orang yang sebenarnya tidak ia cintai, sahabatnya yang bernama Awy, yang sama-sama keceplosan menyatakan isi hati sesaat? Nah lho. Di sisi lain, dia mulai tertarik justru sama sahabatnya si Awy. Nah nah… Sementara itu pula (haishhh), dia mendapat tawaran untuk mengembangkan karirnya. Lalu apa yang Steph pilih? Apakah dia akan mengikuti kata hatinya dan menjadi berbeda, sebab di keluarganya banyak yang menikah tanpa cinta sebab cinta toh konon bisa datang kemudian?
Bukan cewek tangguh namanya kalau Steph tidak bisa mensejajarkan logika, hati, dan sikap impulsifnya.
Lalu gimana Awy? Awy yang tumbuh di keluarga Betawi turunan Arab menghadapi persoalan pernikahan berarti sama dengan menghadapi Babeh yang tokoh masyarakat dan cukup disegani. Kenapa Babeh begitu menentang rencana pernikahannya dengan Steph? Ternyata bukan hanya sekedar kendala adat dan suku, sebab keluarga Betawi umumnya cukup terbuka untuk menerima pernikahan berbeda suku dan adat, Namun ada sesuatu yang Babeh sembunyikan sehingga membuat Awy berpikir, mengapa begitu sulit untuk menjadi berbeda.
Ternyata ini berhubungan dengan sosok Grace, perempuan cantik berdarah indo yang keukeuh mendampingi suaminya yang seorang pejuang dalam masa pergerakan Nasional di tahun 1930an.
Hayaaah penasaran kan? Ya udahlah, beli atuh bukunyaaaa. Xixixxi. Dan temukan di dalam buku ini, bagaimana kekuatan batin dan hati seorang perempuan bisa menentukan arah hidupnya kemudian. Perempuan punya hak penuh untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Meski untuk itu dia harus siap berbeda. Gimana dengan kamu, Ladies?
Beberapa kutipan jlebb dalam buku ini:
Bukankah sejak kecil ibu mengajariku untuk tak banyak menuntut pada hidup ini? (halaman 9)
Hayo, Steph, Little Angel, bangunlah. Kamu sudah biasa begini kan? Ayolah, jangan mellow seperti anak ABG putus cinta. Kamu kan si Neng Steph yang selalu berhasil menggembirakan orang lain (halaman 11).
Aku tak akan menangis. Tak akan pernah. (halaman 12).
Beberapa tahun berlalu seperti roda-roda yang menggilas semua kenangan itu, aku kembali. Saat ini. Sekarang aku merasa sudah sedikit lebih baik. Forget and forgive, itu yang kulakukan untuk mengobati diriku sendiri. Tak pernah seluruhnya berhasil, sebab sejatinya aku tak pernah bisa lupa detil demi detilnya. Tapi aku yakin, suatu saat nanti semuanya akan tinggal sebagai sebuah foto berwarna sephia atau retro.
Kini kucoba menelaah rinduku di sini. Duduk bersama ruang dan waktu yang seakan kembali membersamaiku. Meski hanya seulas senyum pahit yang bisa kuberikan pada danau kenangan ini, namun paling tidak, aku telah mulai punya keberanian untuk menatap masa lalu.
Tolong doakan aku... aku tersenyum lembut menatap danau UI. Aku pulang. (halaman 13)
Gue tahu si Steph agak-agak sial dalam urusan asmara. Nggak tahu kenapa. Mungkin karena cowok-cowok agak malas berdekatan dengan cewek pintar dan lucu sejenis dia. Biasanya kalau cewek pintar kan pendiam. Nah ini si Steph cukup ramai. Dia juga nggak memosisikan sama sekali bahwa dia pintar. Tapi sih, kelemahannya dia ini memang suka ceplas-ceplos ngomongnya. Dia suka seenaknya mengomentari isi kepala orang lain. Kayaknya itu deh yang bikin cowok-cowok ilfil. (halaman 20-21)
Oh, by the way, apakah aku melihat faktor fisik sebagai salah satu kriteria memilih pasangan? Mari bercermin, Neng Steph. Apakah kamu sudah demikian cantiknya hingga memasang kriteria itu? Buktinya, sejauh ini umurmu, sejauh ini pula, bahkan kamu belum pernah menerima sebuah pernyataan cintapun? (halaman 30).
Dan ibu benar. Aku hanya mau jadi Pocahontas, bukan Cinderella yang begitu ingin memikat sang prince Charming demi merubah hidupnya. Aku punya hidup sendiri. Aku adalah Pocahontas yang memilih memperjuangkan kebahagiaannya sebelum bertemu dengan seseorang yang benar-benar the One baginya. (halaman 65).
Daaan… sebelum jadi spoiler, mari kita sudahi kutip mengutip ini. Intinya, dalam novel ini Girl Power adalah berani menentukan jalan hidupnya ke depan, meski untuk itu ia harus berbeda. Jangan takut berbeda, namun juga jangan asal beda. Itu yang diambil sebagai hikmah dari kisah cinta Awy dan Steph, berikut latar belakang historisnya.
Yuk, Ladies, semangat ya. Jika yang kamu tuju itu baik, tetap semangat, tetap optimis, keep shine. Dapat salam tuh dari Steph, Awy, dan Kong Caim. (siapa pulaaa engkong-engkong inih? Hahaha makanya beliii…. Laaah jadi ini saya ditimpuk!)
Penulis : Ifa Avianty
Penerbit : Indiva, Oktober 2016
Genre : Fiksi, Novel, Komedi Romantis
Jumlah Halaman : 176 halaman
Sebelumnya, saya harus salim satu-satu sama pembaca blog ini, sebab kali ini saya mau meresensi buku saya sendiri. Mari timpuk saya dengan netbook yang masih anyar jika anda tidak suka. Hehehe….
By the way, seperti novel-novel saya sebelumnya yang selaluuu saja mengupas tentang Girl Power, Female Power atau apapun namanya, novel inipun bercerita tentang dua sosok perempuan tangguh : Stephanie dan Grace. Ada hubungan apakah keduanya? Mari baca synopsis singkat ini.
Ini kisah tiga orang manusia. Awy ingin menjodohkan kedua sahabatnya yang belum saling kenal, Gandhi dan Steph. Apa daya, ia malah jatuh hati pada Steph. Steph sendiri belum ingin menikah. Tetapi ibunya yang sedang sakit ingin segera melihatnya menikah. Dalam keadaan itu secara impulsive ia menerima pernyataan cinta Awy, yang belakangan disesalinya.
Gandhi sendiri terlanjur tertarik pada Steph merasa sangat kecewa karena Awy justru akan menikahi Steph. Sementara itu keluarga Awy menentang rencana pernikahan Awy. Ternyata ada sebuah misteri sejarah lama yang belum Awy ketahui yang menjadi alasan keluarganya menentang rencananya tersebut. Dalam waktu yang bersamaan Steph menerima sebuah kesempatan meningkatkan karirnya.
Situasi yang silang sengkarut ini ternyata mendatangkan hikmah bagi ketiganya. Hikmah untuk pulang pada kesejatiannya masing-masing, dalam upaya mencari kebahagiaan.
Sedikit saya perkenalkan. Steph adalah perempuan masa kini yang sempat galau dalam memilih, apakah dia akan menikah hanya untuk membahagiakan orang tuanya atau akan terus keukeuh dengan pendiriannya untuk hanya menikah dengan orang yang dia cintai. Sayangnya, orang yang dia cintai tidak memilihnya. Sebagai manusia biasa, Steph patah hati dong. Tapi ketika ibunya menginginkannya segera menikah, haruskah dia mengorbankan kebahagiaannya dengan menikahi orang yang sebenarnya tidak ia cintai, sahabatnya yang bernama Awy, yang sama-sama keceplosan menyatakan isi hati sesaat? Nah lho. Di sisi lain, dia mulai tertarik justru sama sahabatnya si Awy. Nah nah… Sementara itu pula (haishhh), dia mendapat tawaran untuk mengembangkan karirnya. Lalu apa yang Steph pilih? Apakah dia akan mengikuti kata hatinya dan menjadi berbeda, sebab di keluarganya banyak yang menikah tanpa cinta sebab cinta toh konon bisa datang kemudian?
Bukan cewek tangguh namanya kalau Steph tidak bisa mensejajarkan logika, hati, dan sikap impulsifnya.
Lalu gimana Awy? Awy yang tumbuh di keluarga Betawi turunan Arab menghadapi persoalan pernikahan berarti sama dengan menghadapi Babeh yang tokoh masyarakat dan cukup disegani. Kenapa Babeh begitu menentang rencana pernikahannya dengan Steph? Ternyata bukan hanya sekedar kendala adat dan suku, sebab keluarga Betawi umumnya cukup terbuka untuk menerima pernikahan berbeda suku dan adat, Namun ada sesuatu yang Babeh sembunyikan sehingga membuat Awy berpikir, mengapa begitu sulit untuk menjadi berbeda.
Ternyata ini berhubungan dengan sosok Grace, perempuan cantik berdarah indo yang keukeuh mendampingi suaminya yang seorang pejuang dalam masa pergerakan Nasional di tahun 1930an.
Hayaaah penasaran kan? Ya udahlah, beli atuh bukunyaaaa. Xixixxi. Dan temukan di dalam buku ini, bagaimana kekuatan batin dan hati seorang perempuan bisa menentukan arah hidupnya kemudian. Perempuan punya hak penuh untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Meski untuk itu dia harus siap berbeda. Gimana dengan kamu, Ladies?
Beberapa kutipan jlebb dalam buku ini:
Bukankah sejak kecil ibu mengajariku untuk tak banyak menuntut pada hidup ini? (halaman 9)
Hayo, Steph, Little Angel, bangunlah. Kamu sudah biasa begini kan? Ayolah, jangan mellow seperti anak ABG putus cinta. Kamu kan si Neng Steph yang selalu berhasil menggembirakan orang lain (halaman 11).
Aku tak akan menangis. Tak akan pernah. (halaman 12).
Beberapa tahun berlalu seperti roda-roda yang menggilas semua kenangan itu, aku kembali. Saat ini. Sekarang aku merasa sudah sedikit lebih baik. Forget and forgive, itu yang kulakukan untuk mengobati diriku sendiri. Tak pernah seluruhnya berhasil, sebab sejatinya aku tak pernah bisa lupa detil demi detilnya. Tapi aku yakin, suatu saat nanti semuanya akan tinggal sebagai sebuah foto berwarna sephia atau retro.
Kini kucoba menelaah rinduku di sini. Duduk bersama ruang dan waktu yang seakan kembali membersamaiku. Meski hanya seulas senyum pahit yang bisa kuberikan pada danau kenangan ini, namun paling tidak, aku telah mulai punya keberanian untuk menatap masa lalu.
Tolong doakan aku... aku tersenyum lembut menatap danau UI. Aku pulang. (halaman 13)
Gue tahu si Steph agak-agak sial dalam urusan asmara. Nggak tahu kenapa. Mungkin karena cowok-cowok agak malas berdekatan dengan cewek pintar dan lucu sejenis dia. Biasanya kalau cewek pintar kan pendiam. Nah ini si Steph cukup ramai. Dia juga nggak memosisikan sama sekali bahwa dia pintar. Tapi sih, kelemahannya dia ini memang suka ceplas-ceplos ngomongnya. Dia suka seenaknya mengomentari isi kepala orang lain. Kayaknya itu deh yang bikin cowok-cowok ilfil. (halaman 20-21)
Oh, by the way, apakah aku melihat faktor fisik sebagai salah satu kriteria memilih pasangan? Mari bercermin, Neng Steph. Apakah kamu sudah demikian cantiknya hingga memasang kriteria itu? Buktinya, sejauh ini umurmu, sejauh ini pula, bahkan kamu belum pernah menerima sebuah pernyataan cintapun? (halaman 30).
Dan ibu benar. Aku hanya mau jadi Pocahontas, bukan Cinderella yang begitu ingin memikat sang prince Charming demi merubah hidupnya. Aku punya hidup sendiri. Aku adalah Pocahontas yang memilih memperjuangkan kebahagiaannya sebelum bertemu dengan seseorang yang benar-benar the One baginya. (halaman 65).
Daaan… sebelum jadi spoiler, mari kita sudahi kutip mengutip ini. Intinya, dalam novel ini Girl Power adalah berani menentukan jalan hidupnya ke depan, meski untuk itu ia harus berbeda. Jangan takut berbeda, namun juga jangan asal beda. Itu yang diambil sebagai hikmah dari kisah cinta Awy dan Steph, berikut latar belakang historisnya.
Yuk, Ladies, semangat ya. Jika yang kamu tuju itu baik, tetap semangat, tetap optimis, keep shine. Dapat salam tuh dari Steph, Awy, dan Kong Caim. (siapa pulaaa engkong-engkong inih? Hahaha makanya beliii…. Laaah jadi ini saya ditimpuk!)